allah tidak memanggil yang mampu
PadahalAllah SWT menjanjikan imbalan yang dahsyat bagi mereka yang mampu menahan amarah. Hal tersebut terdapat dalam surat Al Imran ayat 133-134 yaitu, doa berasal dari Bahasa Arab yang berarti memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, dan memohon. Kelima hal tersebut adalah beberapa janji Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang
Sedangkanorang fasik, yang cara-cara hidupnya tidak diterima Allah, akan tidak dapat bertahan (6). Dia memanggil mereka untuk memiliki ketaatan iman. Orang yang menanggapi panggilan-Nya disebut-Nya "orang yang bijaksana". dan mampu mengubah kita karena Roh Allah sendiri yang membuat kita menerimanya. Kita menerima firman Tuhan
Bagiyang berkurban, ia bahagia karena telah membahagiakan orang lain dengan kurbannya, di samping bahagia karena Allah menjanjikan pahala besar baginya di akhirat. Bagi yang tidak berkurban, karena belum mampu, ia juga bahagia karena mendapatkan daging kurban. Artinya, semua bahagia dan merasa senang.
ALLAHTIDAK MEMANGGIL ORANG YANG MAMPU, TETAPI ALLAH MEMAMPUKAN ORANG YANG TERPANGGIL Saya bukanlah orang tua, namun bukan juga orang yang tidak 'tua'. Pertama kali semangat hendak menunaikan umrah ketika usia remaja, ketika melihat siaran RTM senantiasa memberi liputan haji ketika setiap tahun raya eid adha. Cerita saya ini tentang
Adapunketika dia merasa tidak mampu untuk menepatinya dia akan berkata tidak mampu. Islam juga mengajarkan, meskipun kita sudah mampu untuk menepati janji, ada baiknya semua urusan dipasrahkan kepada Allah dengan ucapan “Insya Allah” karena semampu-mapunya kita untuk mengatur jadwal atau apapun, semua adalah kehendak dari Allah swt.
Tak Ingin Usai Lirik Chord. Beribadah umroh adalah salah satu impian setiap umat muslim. Bertamu ke rumah Allah dan beribadah dengan khusyu merupakan kenikmatan yang tak terlupakan. Namun, seperti kita tahu Zoyalovers jika biaya umroh setiap tahun terus naik, lalu bagaimana dengan orang yang sudah punya niatan umroh namun terkendala dalam biaya? Ditemui beberapa waktu lalu, seorang ustadzah berkata di sela acara manasik umroh, “Allah tidak memanggil orang yang mampu, tetapi Allah memampukan orang yang terpanggil”, selalu mantapkan hati dan yakinkan diri jika tak ada yang tak mungkin jika Allah sudah berkehendak. Berikut kita simak tuntunan untuk umroh, semoga kita bisa disegerakan umroh ya dear. Bismillah Pertama Jika seseorang akan melaksanakan umrah, dianjurkan untuk mempersiapkan diri sebelum berihram dengan mandi sebagaimana seorang yang mandi junub, memakai wangi-wangian yang terbaik jika ada dan memakai pakaian ihram. Kedua Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihran yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita, ia memakai pakaian yang telah disyari’atkan yang menutupi seluruh tubuhnya. Namun tidak dibenarkan memakai cadar/ niqab penutup wajahnya dan tidak dibolehkan memakai sarung tangan. Ketiga Berihram dari miqat untuk dengan mengucapkan لَبَّيْكَ عُمْرَةً “labbaik umroh” aku memenuhi panggilan-Mu untuk menunaikan ibadah umrah. Keempat Jika khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau adanya penghalang lain, maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat di atas dengan mengatakan, اللَّهُمَّ مَحِلِّي حَيْثُ حَبَسْتَنِي “Allahumma mahilli haitsu habastani” Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku. Dengan mengucapkan persyaratan ini—baik dalam umrah maupun ketika haji–, jika seseorang terhalang untuk menyempurnakan manasiknya, maka dia diperbolehkan bertahallalul dan tidak wajib membayar dam menyembelih seekor kambing. Kelima Tidak ada alat khusus untuk berihram, namun jika bertepatan dengan waktu shalat wajib, maka shalatlah lalu berihram setelah shalat. Keenam Setelah mengucapkan “talbiah umrah” pada poin ketiga, dilanjutkan dengan membaca dan memperbanyak talbiah berikut ini, sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi perempuan hingga tiba di Makkah لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ ، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَك لَبَّيْكَ ، إنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَك وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَك “Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulk, laa syariika lak”. Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu. Ketujuh Jika memungkinkan, seseorang dianjurkan untuk mandi sebelum masuk kota Makkah. Kedelapan Masuk Masjidil Haram dengan mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid اللَّهُمَّ افْتَحْ لِى أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ. “Allahummaf-tahlii abwaaba rohmatik” Ya Allah, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu.[1] Kesembilan Menuju ke Hajar Aswad, lalu menghadapnya sambil membaca “Allahu akbar” atau “Bismillah Allahu akbar” lalu mengusapnya dengan tangan kanan dan menciumnya. Jika tidak memungkinkan untuk menciumnya, maka cukup dengan mengusapnya, lalu mencium tangan yang mengusap hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka cukup dengan memberi isyarat kepadanya dengan tangan, namun tidak mencium tangan yang memberi isyarat. Ini dilakukan pada setiap putaran thawaf. Kesepuluh Kemudian, memulai thawaf umrah 7 putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir di Hajar Aswad pula. Dan disunnahkan berlari-lari kecil pada 3 putaran pertama dan berjalan biasa pada 4 putaran terakhir. Kesebelas Disunnahkan pula mengusap Rukun Yamani pada setiap putaran thawaf. Namun tidak dianjurkan mencium rukun Yamani. Dan apabila tidak memungkinkan untuk mengusapnya, maka tidak perlu memberi isyarat dengan tangan. Keduabelas Ketika berada di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad, disunnahkan membaca, رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ “Robbana aatina fid dunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah wa qina adzaban naar” Ya Rabb kami, karuniakanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta selamatkanlah kami dari siksa neraka. QS. Al Baqarah 201 Ketigabelas Tidak ada dzikir atau bacaan tertentu pada waktu thawaf, selain yang disebutkan pada no. 12. Dan seseorang yang thawaf boleh membaca Al Qur’an atau do’a dan dzikir yang ia suka. Keempatbelas Setelah thawaf, menutup kedua pundaknya, lalu menuju ke makam Ibrahim sambil membaca, وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى “Wattakhodzu mim maqoomi ibroohiima musholla” Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat QS. Al Baqarah 125. Kelimabelas Shalat sunnah thawaf dua raka’at di belakang Maqam Ibrahim[2], pada rakaat pertama setelah membaca surat Al Fatihah, membaca surat Al Kaafirun dan pada raka’at kedua setelah membaca Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas.[3] Keenambelas Setelah shalat disunnahkan minum air zam-zam dan menyirami kepada dengannya. Ketujuhbelas Kembali ke Hajar Aswad, bertakbir, lalu mengusap dan menciumnya jika hal itu memungkinkan atau mengusapnya atau memberi isyarat kepadanya. SA’I UMRAH Kedelapanbelas Kemudian, menuju ke Bukit Shafa untuk melaksanakan sa’i umrah dan jika telah mendekati Shafa, membaca, إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ “Innash shafaa wal marwata min sya’airillah” Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syiar Allah QS. Al Baqarah 158. Lalu mengucapan, نَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ “Nabda-u bimaa bada-allah bih”. Kesembilanbelas Menaiki bukit Shafa, lalu menghadap ke arah Ka’bah hingga melihatnya—jika hal itu memungkinkan—, kemudian membaca اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ 3x لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ “Allah Mahabesar, Allah Mahabesar, Allah Mahabesar. 3x Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah segala kerajaan dan segala pujian untuk-Nya. Dia yang menghidupkan dan yang mematikan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali hanya Allah semata. Dialah yang telah melaksanakan janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan tentara sekutu dengan sendirian.”[4] Keduapuluh Bacaan ini diulang tiga kali dan berdoa di antara pengulangan-pengulangan itu dengan do’a apa saja yang dikehendaki. Keduapuluhsatu Lalu turun dari Shafa dan berjalan menuju ke Marwah. Keduapuluhdua Disunnahkan berlari-lari kecil dengan cepat dan sungguh-sungguh di antara dua tanda lampu hijau yang beada di Mas’a tempat sa’i bagi laki-laki, lalu berjalan biasa menuju Marwah dan menaikinya. Keduapuluhtiga Setibanya di Marwah, kerjakanlah apa-apa yang dikerjakan di Shafa, yaitu menghadap kiblat, bertakbir, membaca dzikir pada no. 19 dan berdo’a dengan do’a apa saja yang dikehendaki, perjalanan dari Shafa ke Marwah dihitung satu putaran. Keduapuluhempat Kemudian turunlah, lalu menuju ke Shafa dengan berjalan di tempat yang ditentukan untuk berjalan dan berlari bagi laki-laki di tempat yang ditentukan untuk berlari, lalu naik ke Shafa dan lakukan seperti semula, dengan demikian terhitung dua putaran. Keduapuluhlima Lakukanlah hal ini sampai tujuh kali dengan berakhir di Marwah. Keduapuluhenam Ketika sa’i, tidak ada dzikir-dzikir tertentu, maka boleh berdzikir, berdo’a, atau membaca bacaan-bacaan yang dikehendaki. Keduapuluhtujuh Jika membaca do’a ini اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ الأَعَزُّ الأَكْرَمُ “Allahummaghfirli warham wa antal a’azzul akrom” Ya Rabbku, ampuni dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa dan Maha Pemurah, tidaklah mengapa karena telah diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma bahwasanya mereka membacanya ketika sa’i. Keduapuluhdelapan Setelah sa’i, maka bertahallul dengan memendekkan seluruh rambut kepala atau mencukur gundul, dan yang mencukur gundul itulah yang lebih afdhal. Adapun bagi wanita, cukup dengan memotong rambutnya sepanjang satu ruas jari. Keduapuluhsembilan Setelah memotong atau mencukur rambut, maka berakhirlah ibadah umrah dan Anda telah dibolehkan untuk mengerjakan hal-hal yang tadinya dilarang ketika dalam keadaan ihram.
Biro Umroh Semarang Dewangga Lil Haji Wal Umroh Menurut makna bahasa, Haji berarti menyengaja atau mengunjungi, sedangkan dalam terminologi islam, Haji itu berarti berkunjung ke Baitullah untuk melaksanakan beberapa amalan-amalan seperti wukuf, tawaf, sa’i serta amalan lainnya pada masa tertentu untuk mendapatkan pahala dan ampunan dari Allah SWT. Keseluruhan rangkaian pelaksanaan ibadah haji itu dilakukan di Arab Saudi, sehingga siapapun yang berangkat kesana tentulah orang yang mampu dan memiliki bekal materi yang cukup. Bila anda selesai membaca catatan saya ini kemudian anda langsung berniat dan bersungguh-sungguh akan melaksanakan Haji atau Umroh, ada 2 kemungkinan saja yang bakal terjadi. Anda mempunyai kesempatan bisa melaksanakan keinginan Haji & Umroh. Anda tidak mempunyai kesempatan untuk melaksanakan keinginan Haji & Umroh. Untuk memahami bahasa “punya kesempatan” atau “tidak punya kesempatan” dalam hal Haji & Umroh kita cukup mengingat contoh nyata “Tukang Becak Naik Haji” , “Penjual Gorengan Naik Haji setelah Menabung selama 20 tahun” , atau sinetron “Tukang Bubur Naik Haji” kemudian… tengok teman atau tetangga kita yang mampu beli mobil – hingga 1 milyar tapi belum Haji juga walau ongkos haji hanya berkisar jutaan. Begitulah rahasia Haji…. Banyak orang yang mampu tetapi tidak sempat. Ada yang sempat tetapi ia tidak mampu. Ada lagi yang sempat dan mampu tetapi tidak sehat. Ada juga yang mampu, sempat dan sehat tetapi harus menunggu 15 tahun lagi. Ada yang mampu, sempat dan sehat tetapi hatinya tidak tergerak untuk berhaji. maaf tidak ada niat menyindir si miskin atau si kaya, ini dalam konteks pemahaman “kesempatan” itu tadi. HAJI ITU PANGGILAN, DIPANGGIL, ATAU TERPANGGIL ? Untuk memudahkan memahami kata di atas, kita sandingkan saja padanan perubahan kata “panggil” dengan “daftar” “panggilan, dipanggil, terpanggil” dengan “daftaran, didaftar, terdaftar”. Untuk jadi “Terdaftar”, kita harus daftar terlebih dahulu seteleh kita tahu adanya pengumuman pendaftaran dan kita juga harus pastikan bahwa kita sudah ada didaftar. Begitu juga sebelum kita jadi “Terpanggil” tentu kita harus merespon panggilan agar kita bisa dipanggil dan masuk daftar Terpanggil. Allah sudah menyebarluaskan panggilan atau undangan ini kepada seluruh umat manusia. Undangan ini sudah dibuat oleh Allah dan disebarluaskan untuk hambaNya sejak ribuan tahun lalu oleh Nabi Ibrahim AS dan dilanjutkan oleh Rasulullah SAW, undangan ini akan tetap ada sampai akhir zaman. Panggilan yang satu ini adalah sebuah “inisiatif” yang didasari keimanan dan taqwa, yang mengharuskan’ diri untuk mau hadir, harus’ bisa hadir, harus’ merasa tidak enak jika tidak hadir. Memang benar-benar tidak ada pilihan lagi bagi yang berkesempatan. Harus hadir. Urusan undangan yang satu ini kaitan tanggung jawabnya lebih berat daripada sekedar tidak enak’ pada si Pengundang. Tidak semudah itu pula lantas kita bisa’ menghubungi si Pengundang dan dengan enteng memohon maaf atas ketidak hadiran kita karena bermacam alasan-alasan tertentu. mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu dari semesta alam.” QS. Ali Imraan [3]; ayat 96-97 Jadi…. Allah memanggil, kita dipanggil, tetapi hanya “sebagian” saja dari kita yang “terpanggil”. Itu semua tergantung respon kita setelah menerima panggilan. Saya pikir kurang tepat apa yang kita lakukan ketika ada orang yang mau berangkat haji/umroh kita ngomong titip pesan “nanti nama saya di panggil / di sebut ya…..” karena sebenarnya bukan kapasitas manusia jamaah untuk melakukan panggilan ini. Cukuplah kita minta didoakan saja sesuai apa yang kita harapkan karena sesungguhnya sebagai insan kita mesti saling mendoakan dalam kebaikan. BELUM ADA PANGGILAN Saya sebenarnya kurang setuju dengan penyebutan haji adalah “Panggilan Allah” atau dengan alasan “Belum Ada Panggilan”. Dengan penyebutan “panggilan Allah” itu kok kayaknya mengesankan bahwa Allah itu pilih kasih kepada hambanya. Lah apa itu berarti orang yang belum haji itu bukanlah orang pilihan? bukanlah orang-orang yang disukai Allah ? Apakah Allah lebih memandang orang yang berhaji itu lebih mulia daripada mereka yang belum haji itu? Apakah Allah sama sekali ndak melihat niat dan usaha hambanya itu untuk bisa berangkat ke tanah suci ? Allah itu pasti suka kepada semua hamba yang beribadah kepadaNya, dan itu tidak terbatas hanya kepada ibadah haji saja. Allah pasti juga suka kepada mereka yang melaksanakan sholat, puasa dan ibadah lainnya, asal dengan satu syarat, bahwa semua itu dilakukan benar-benar niat karena Allah, bukan karena pamer atau niat lainnya. Jadi istilah “Haji itu panggilan Allah” akan lebih tepat bila diganti dengan “Haji adalah atas izin Allah”. KEINGINAN YANG KUAT Yakinlah bahwa Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Untuk bisa menjadi yang “terpanggil” niat saja tidak cukup. Harus dengan “niat dan keinginan yang kuat” yang dimanifestasikan dalam tindakan kita. Berdoa setiap waktu dan mengerahkan segenap tenaga dan usahanya untuk bisa pergi ke Baitullah. Keinginan yang kuat akan menuntun kita ke jalan menuju Baitullah. Kalo ternyata sampai menjelang ajal kita belum bisa merealisasikan niat dan keinginan kuat kita untuk mengunjungi Baitullah dengan berbagai alasan, kita masih ada peluang untuk berhaji yaitu anak cucu kita yang akan menghajikan. BELUM SIAP Jika kita lahir dan dibesarkan sebagai seorang muslim, bukankah kita sudah disiapkan sejak dini ? Bukankah rukun islam adalah syahadat, sholat, zakat, puasa ramadhan dan haji ? Jika Islam diibaratkan sebagai sebuah bangunan, maka Rukun Islam merupakan tiang-tiang penyangga utama bangunan itu. Bangunlah tiang-tiang itu dan mulailah dari yang paling bisa dan memungkinkan untuk dibangun. Sejak dini semestinya kita juga sudah harus siap-siap menyediakan material-material yang diperlukan untuk membangun tiang-tiang tersebut. Namun kenyataannya banyak yang sekedar atau bersungguh-sungguh membangun 4 tiang utama dan mengesampingkan 1 tiang utama itu. Catatan H. Abdul Halim ANTREAN HAJI PANJANG Semua rangkaian ibadah Haji adalah mengandalkan fisik. Usia semakin tua semakin berat melaksanakan ibadah haji. Maka lebih afdol ibadah haji dilaksanakan selagi muda dan sehat sehingga bisa melaksanakan semua rukun, wajib dan sunnahnya berhaji. Sudah menjadi sebuah fakta yang tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa pada saat ini ibadah haji di negara Indonesia menjadi suatu ibadah yang sulit untuk dilaksanakan, hal ini dikarenakan adanya “waiting list” yang sangat banyak, sehingga masa tunggu untuk pemberangkatan haji menjadi sangat lama. Kalo hari ini anda langsung ke Kantor Depag untuk Daftar Haji, saya pastikan bahwa anda punya kesempatan berangkat haji 15 tahun lagi. Ya… 15 tahun lagi. Bahkan ada wilyah yang daftar tunggunya sudah sampai 20 tahun lebih. Berapa umur anda sekarang ? Kalau tidak daftar haji sekarang mau berangkat kapan? Inilah yang menjadi renungan umat islam yang ada di Indonesia, sebab untuk mau pergi haji saja mesti antri 10-25 tahun lamanya bahkan bisa jadi bisa lebih lama lagi. Hampir bisa dipastikan karena antrean panjang haji orang akan beralih ke Umroh haji kecil. Orang yang Umroh akan meningkat tahun-tahun mendatang. Perkembangan ekonomi Indonesia yang relatif stabil meningkatkan jumlah kelas menengah “middle class” Muslim. Pada saat yang sama, memberikan peluang lebih besar bagi kelas bawah “lower class” untuk menabung guna membiayai perjalanan naik haji atau umrah. Karena itu pula, jumlah Muslimin-Muslimat yang berniat naik haji dan umrah juga bakal berlipat ganda., Bisa jadi nanti pergi umroh pun menjadi sulit dan harus masuk daftar “waiting list” karena visa umroh pun terbatas jumlahnya. [sumber] Biro Umroh Semarang Dewangga Lil Haji Wal Umroh 📱Whatsaap 081228155300 KANTOR PUSAT – Sriwijaya 57 Semarang Telp. 024 8418218 – Jl. Setiabudi No. 91 Srondol Semarang, Telp. 024 76405900 , 0816650805 KANTOR PERWAKILAN – Jl. Raya Pati – Tayu Km. 1 Depan Asrama Tentara Alugoro Pati Telp. 0295 383070 , 0852 9003 3398 – Jl. Sunan Abinawa Patebon Kendal Telp. 08122 9999 300 – Jl. Tumenggung Jogonegoro No. 33 Jaraksari – Wonosobo Telp. 0286 323868 , 0822 4282 9361 – Jl. Jend. Sudirman Rembang Depan Pom Bensin Desa Tireman Telp. 0295 383070 , 0852 2802 5000
Home RSI Sultan Agung Semarang RSI Sultan Agung Banjarbaru Hospital TV KEPK HomeBlogHospital TVDimampukan Ibadah Haji ke Mekkah Atas Izin Allah Santri Mengaji TRIJI Allah tidak MEMANGGIL orang-orang yang MAMPU tapi Allah MEMAMPUKAN orang-orang yang TERPANGGIL untuk berkunjung ke Baitullah ka’bah. Yakinlah bahwa Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Untuk bisa menjadi yang “terpanggil” niat saja tidak cukup. Harus dengan “niat dan keinginan yang kuat” yang dimanifestasikan dalam tindakan kita. Berdoa setiap waktu dan mengerahkan segenap tenaga dan usahanya untuk bisa pergi ke Baitullah. Keinginan yang kuat akan menuntun kita ke jalan menuju Baitullah. What you can read next Tinggalkan Balasan AlamatJl. Raya Kaligawe KM 4 Semarang 50112 Jawa Tengah, Indonesia Telp. +6224 6580019 Fax. +6224 658 1928 Hotline Service +62821 1155 2424 IGD +6224 6593452 SOCIAL MEDIAIkuti Rumah Sakit Sultan Agung Dalam © 2021 RSI SULTAN AGUNG. All rights reserved.
Ya Sahabat Medina Rahimahullah...Seperti yang kita ketahui jika Haji dan Umroh merupakan ibadah yang bersifat mahdhoh atau yang erat membutuhkan harta benda. Namun bukan berarti hanya orang yang mampu saja yang dapat ke Baitullah Ka'bah. Yakinlah bahwa Allah tidak memanggil orang-orang yang mampu tapi Allah memampukan orang-orang yang terpanggil. Untuk bisa menjadi yang “terpanggil” niat saja tidak cukup. Harus dengan “niat dan keinginan yang kuat” yang dimanifestasikan dalam tindakan kita. Berdoa setiap waktu dan mengerahkan segenap tenaga dan usahanya untuk bisa pergi ke Baitullah. Keinginan yang kuat akan menuntun kita ke jalan menuju Baitullah. Semoga Allah menguatkan niat dan memudahkan langkah kita untuk berkunjung ke Baitullah. Aamiin allahumma aamiin 🤲🏼 •••••••••••••••••••••••••••• CAHAYA MEDINA TOURSHead OfficeJl. Brigjend Katamso Wedoro, Kec. Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61256
allah tidak memanggil yang mampu